Kamis, 20 Oktober 2011

__Semua Tentang Keikhlasan__


Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (QS An-nisa:146)

Ada sebuah pertanyaan yang menggelayuti pikiran saya, ketika teman Saya bertanya “Sudahkah Kamu ikhlas sebagai Hamba Allah, Ratu?” yah pertanyaan itu begitu dalam bagi saya, menampar-nampar diri Saya yang kerdil ini. Sulit bagi saya untuk mengukur sejauh mana keikhlasan saya dalam beribadah, atau justru memang tidak ada keikhlasan sama sekali? Na’udzubillahi min dzaliik…

Ketika kita bisa MencintaiNYA dan Ikhlas menjadi HambaNya, terasa kita begitu “mencandu-NYA”, Neraka pun tak mengapa asalkan mendapat RidhoNya, syurga bukan lagi tujuan utama Karena itu adalah sebagian bukti cintaNYA. Begitulah selalu Robiatul Adawiyah berdoa, untuk mendekatkan diri pada Sang Kekasih Hati agar bisa merasakan keikhlasan ketika menjadi HambaNYA.

“Mbak, Saya mau minta air satu ember, karena sumur di rumah kami kering” begitu pinta tetangga ku di suatu pagi. Walaupun aku mengizinkannya untuk mengambil satu ember air dari dalam rumahku, ternyata aku tidak bisa menyembunyikan ketidak ikhlasanku, dengan wajah yang masam, ketika tetanggaku berlalu sambil mengucapkan terima kasih yang cukup tulus terpancar dari wajahnya.

Sementara dalam hatiku sudah berkecamuk berbagai macam prasangka kepadanya “Pagi-pagi udah gangguin orang” suara bisikan itu sudah merasuk ke dalam hatiku. Astaghfirullah… bisikku perlahan, hanya karena seember air, aku sudah berlaku tidak adil pada tetanggaku, karena sebenarnya dia juga mempunyai hak untuk diberi pertolongan. Mungkin seember air itu memang diperlukan oleh tetanggaku untuk memasak air minum untuk keluarganya, mungkin seember air itu diperlukan untuk keperluan mandi anaknya yang mau berangkat sekolah, Bagaimana jika Allah menghendaki sumur di rumahku yang kekeringan? Hanya karena ketidak ikhlasan memberi seember air, rusak sudah amalanku dan tidak bernilai apapun di sisiNYA.

Baru kusadari betapa tidak ikhlasnya aku dalam beramal, seringkali kita terasa berat mengerjakan amalan-amalan yang ringan, dikarenakan kurang ikhlas dalam mengamalkannya. Astaghfirullahal ‘Adziim.